Topik utama Rapat Pokja I FMS adalah pembahasan terkait Penyusunan Tourism Sattelite Account(TSA) Tahun 2022 dan Pembahasan Data Wisatawan Nusantara dan Kendalanya. Kegiatan Rapat Pokja ini dilakukan secara daring dengan Video Conference dan dipimpin oleh Ketua Pokja Ekonomi FMS, Muhammad Edhie Purnawan. Paparan terkait penyusunan Tourism Sattelite Account Tahun 2022 disampaikan oleh Deputi Bidang Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud. Sedangkan paparan terkait data wisatawan nusantara dan kendalanya disampaikan oleh Deputi Bidang Distribusi BPS, Setianto.

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional, untuk mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemi, diperlukan indikator yang dapat menangkap kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian. Oleh karenanya dibangun TSA yang merupakan sekumpulan set tabel yang menggambarkan permintaan dan penawaran jasa pariwisata (demand and supply of tourism). Penyempurnaan TSA pada tahun 2022 terdapat pada 3 hal utama. Pertama, TSA kini telah mengadopsi klasifikasi industri dan produk pariwisata sesuai IRTS 2008 dimana sebelumnya berdasarkan klasifikasi agregat dari Tabel Input-Output (I-O). Kedua, TSA menggunakan framework Supply and Use Table (SUT) dimana sebelumnya menggunakan framework Tabel I-O. Terakhir, penggunaan metodologi terbaru menggunakan kerangka kerja SUT berdasarkan ukuran Nilai Tambah Bruto Langsung Pariwisata (Tourism Direct Gross Value Added/TDGVA) dan Produk Domestik Bruto Langsung Pariwisata (Tourism Direct Gross Domestic Product/TDGDP).
Target data wisatawan nusantara (wisnus) diperoleh dari Survei Digital Wisatawan Nusantara dan Mobile Positioning Data (MPD). Sumber data utama berasal dari MPD. MPD menghitung jumlah pergerakan wisnus lintas kab/kota yang diperoleh dari mobilitas nomor handphone Telkomsel. Sumber data lain yaitu survei digital wisnus bersifat self-enumeration dari blasting sms Telkomsel. Kendala yang dihadapi terkait data wisnus adalah ketersediaan anggaran untuk MPD yang merupakan motor data utama dari data wisnus. Sangat dibutuhkan solusi terkait kontinuitas data MPD ini yang input datanya disupport oleh pihak swasta dan melibatkan anggaran yang cukup besar. Selain itu, Estimasi data wisnus pada level kab/kota mensyaratkan ketersediaan BTS di setiap kab/kota. Hal ini menjadikan Telkomsel menjadi satu-satunya provider yang eligible (monopoli).